Aku Pilih Jalan-jalan ke Hutan, Kalau Kamu?
Lewat hutan, kita belajar tentang kehidupan. Lewat hutan, kita pun belajar bernapas sambil berjalan tapi tak melelahkan. Pernahkan kamu berpikir bahwa hutan adalah jawaban dari kegelisahan kita yang sibuk di perkotaan?
Kita yang di kota memang tak punya pilihan untuk ke hutan karena memang tempat hijau ini sulit ditemukan. Kita hanya bisa melihatnya di layar kaca televisi, poster, iklan, atau wallpaper laptop kerja. Bagi kita, anak perkotaan, jalan-jalan ke hutan adalah suatu hal yang langka. Dalam bayangan kita, tubuh bisa capek jika harus menelusuri hutan dengan jalan saja. Tetapi, bayangan semakin memudar saat kita benar-benar sudah berada di hutan. Nyatanya, hutan asik dan menyenangkan.
Jalan-jalan ke hutan bukan hal baru di era modern ini. Bahasa kerennya disebut ‘forest bathing’ atau dalam bahasa Jepang dikenal dengan nama ‘shinrin yoku’. Istilah ‘shinrin yoku’ dapat didefinisikan sebagai upaya seseorang melakukan kontak dengan atau mengamati suasana hutan.
Berada di hutan atau melakukan ‘shirin yoku’ ternyata bermanfaat untuk kita yang tinggal di kota. Manfaat paling besar, yakni untuk kesehatan. Penelitian tentang manfaat jalan-jalan ke hutan sudah banyak dilakukan lho. Salah satunya, studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Environmental Research & Public Health tahun 2017. Studi ini menyimpulkan bahwa hutan bisa bertindak sebagai terapi psikologis.
“Ulasan menunjukkan bahwa terapi hutan adalah intervensi yang efektif untuk mengurangi gejala depresi pada orang dewasa,” demikian kesimpulan studi tersebut. Penelitian lain juga menunjukkan hasil serupa. Berjalan di kawasan hutan mampu menurunkan mood negatif, seperti depresi, rasa sedih, ketegangan, kecemasan, kemarahan, kelelahan, dan kebingungan.
Nah, kalau bicara kaitannya dengan otak manusia, hutan memang memegang peranan penting dalam meningkatkan kesehatan. Studi tahun 2017 yang dilakukan Max Planck Institute for Human Development menunjukkan, hutan bisa bikin otak kita sehat.
“Lingkungan dapat membentuk struktur dan fungsi otak. Ada hubungan proaktif yang signifikan antara hutan dan integritas amigdala,” kata tim penulis studi. Keadaan dalam hutan mungkin enggak begitu menarik dibandingkan saat kamu jalan-jalan ke mal atau kulineran keliling kota besar. Ya, jalan-jalan ke hutan memang kelewat sederhana.
Pergi ke kawasan hijau ini cuma butuh modal badan dan semangat. Kamu enggak perlu berdandan cantik, pakai kemeja rapi, atau bawa kartu ATM ya. Meski begitu, suasana hutan yang sederhana akan terlihat mewah dan mahal kok. Apalagi bagi kita yang tinggal di kota.
Mencari hutan di tengah kota
Tahukan kamu, dominasi warna hijau di hutan juga berdampak positif pada kesehatan mental?
Paparan ruang hijau sepanjang masa kanak-kanak ternyata berdampak signifikan dengan kesehatan mental anak di masa yang akan datang. Sayangnya, akses ke ruang hijau seperti hutan, sulit ditemukan di kawasan perkotaan. Akses ini sebenarnya perlu ditingkatkan, terutama bagi kita, si anak kota.
Mencari hutan di tengah kota memang tak mudah. Kita mungkin akan berpikir skeptis untuk menemukannya di antara gedung-gedung bertingkat atau rumah padat penduduk. Sebenarnya, salah satu cara menemukan hutan di kota tidaklah sulit. Intinya, jangan pernah lelah untuk eksplorasi dan jalan-jalan.
Beberapa kota besar di Indonesia sudah menyediakan kawasan hutan kota. Tempat ini bisa menjadi satu-satunya akses buat kita yang sibuk dan enggak punya waktu jalan-jalan ke hutan besar di luar perkotaan.
Hutan kota mungkin tak semegah atau semewah hutan di daerah pegunungan atau kawasan konservasi. Namun, hutan ini bisa jadi jalan keluar melepas kegelisahan yang tercampur polusi udara kota. Paling tidak, di sini kamu bisa melihat pohon dengan daun-daun hijau, tanah cokelat, dan suara burung yang merdu.
Tapi, bila ada waktu luang, tidak ada salahnya berkunjung langsung ke hutan alam yang besar ya. Ingat lho, luas lahan berhutan di Indonesia adalah 94,1 juta hektare (ha) atau 50,1% dari total daratan.
Gimana? Tertarik jalan-jalan ke hutan?
Memulai ‘shinrin yoku’ tak perlu menunggu stres muncul dulu ya. Hanya dengan menikmati seisi hutan, kita bisa belajar tentang kehidupan.
Dalam hutan, kita bisa melihat pepohonan yang berdiri tegak. Mereka memiliki batang dan akar yang kuat untuk menopang kehidupan selama berabad-abad. Berbagai jenis tanaman bisa kita jumpai di kawasan hijau ini. Bila beruntung, kita bisa menemukan tanaman unik yang indah dan cantik.
Jangan lupa, kita juga bisa menikmati udara segar yang sulit didapatkan di perkotaan. Dalam konsep ‘shinrin yoku’, setiap orang diajak untuk menikmati atmosfer hutan melalui indra. Lewat hutan, kita bisa mendapatkan banyak hal bermanfaat untuk hidup. Lewat hutan, kita juga bisa menikmati waktu jalan-jalan sederhana namun berkelas.
Oleh:
Annisa Karnesyia
akarnesyia@gmail.com
Sumber
1. Insook Lee, dkk. 2017. Effects of Forest Therapy on Depressive Symptoms among Adults: A Systematic Review. www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5369157 (diakses tanggal 12 Desember 2020)
2. Chorong Song, dkk. 2018. Psychological Benefits of Walking through Forest Areas. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30544682/ (diakses tanggal 12 Desember 2020).
3. Kristine Engemann Kristine, dkk. 2019. Residential Green Space in Childhood is Associated with Lower Risk of Psychiatric Disorders from Adolescence into Adulthood, pnas.org/content/116/11/5188/ (diakses tanggal 12 Desember 2020).
0 Komentar