Diri dan Pandemi
Halo kalian, apa kabar? Semoga selalu dalam keadaan yang baik. Tahun 2020 yang penuh dengan kejutan ini sudah hampir berakhir, dengan suguhan positif dan negatif yang disajikan, diriku banyak belajar dan berefleksi dari fenomena pandemi bahwa hubungan manusia dan alam sangat erat, menyatu dan terikat.
Sejak awal pandemi COVID-19 merebak, ramai dimana-mana tentang bagaimana menyikapi situasi ini. Sedikit waktu yang ada untuk sosialisasi dan edukasi, kita sudah berada dalam situasi “perang” yang harus dihadapi. Manusia seperti kebingungan atas perubahan yang terjadi pada alam dan memengaruhi gaya hidup dan aktifitas sehari-hari. Beberapa reaksi yang timbul banyak usaha untuk meringankan beban bersama seperti saling berbagi, edukasi menjaga pola makan dan protokol kesehatan, juga menginisiasi aksi kolektif, disisi lain ada juga reaksi oknum masyarakat yang memanfaatkan momen ini untuk keuntungan pribadi dengan menimbun alat kesehatan dan belanja secara konsumtif. Kita tak berdaya di situasi yang berubah tiba-tiba, semua perlu waktu dan usaha untuk beradaptasi.
Diluar drama manusia dalam menyikapi pandemi, alam dan lingkungan seperti menyembuhkan diri. Banyak kabar dan dokumentasi hewan yang lalu lalang ditengah kota, penghuni laut yang menunjukkan eksistensinya, rehatnya aktifitas ekplorasi, ekstraksi, dan eksploitasi sumber daya alam, juga udara dan langit bersih yang kita rasakan bersama. Fenomena pandemi seperti berkah tersendiri bagi bumi.
Akhir agustus lalu diriku berkesempatan untuk “balas dendam” main ke alam saat kebijakan PSBB dilonggarkan, tentu dengan usaha ketat akan protokol kesehatan. Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menjadi tujuan kemping sejenak bersama 3 orang teman. Hutan dan pepohonan hijau yang subur, hewan yang bersautan, udara juga air sungai sekitar yang bersih menjadi suguhan selama 2 hari 1 malam. Tidak sulit untuk memahami ini walau dari satu sampel lokasi, alam terus bekerja mendistribusikan kebaikannya untuk seluruh makhluk hidup, bahkan disituasi yang kita rasakan berat masih terus merasakan ketulusan hasil kerjanya.
Dari sini diriku merangkum berbagai fenomena yang ku tangkap sejak pandemi merebak, kita manusia sama dengan makhluk hidup lainnya yang berada dibawah payung ekosistem. Kita hidup aman dan tentram dengan suplai udara, air, serta makanan yang bersumber dari alam. Ditengah situasi pendemi inilah alam menunjukkan peran pentingnya dalam kehidupan manusia. Itulah mengapa usaha untuk menjaga lingkungan dan keseimbangan alam sudah seharusnya menjadi kesadaran kita bersama sebagai makhluk hidup yang menjadi bagian dari ekosistem. Tanggung jawab manusia menjadi mutlak jika diingat bahwa kita adalah makhluk mulia dengan anugerah akal dan pikiran.
Momen ini tepat untuk dijadikan refleksi guna menemukan relasi positif antara diri dan pandemi bahwa kita bergantung pada daya dukung alam, maka tiap pribadi dari kita harus sadar untuk menjaganya agar berkelanjutan. Semoga semuanya semakin baik.
Sekian, #StaySafe!
Oleh : Damara Priatama Taufiqurrakhman
0 Komentar